Minggu, 02 November 2008

Seni untuk Anak

Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku modul keluaran Universitas Terbuka yang berjudul “Pendidikan Seni di SD” karya Hadjar Pamadhi dkk. Di buku itu salah satunya menerangkan manfaat belajar seni bagi anak usia SD khususnya seni rupa. Diantara manfaat belajar seni rupa adalah seni rupa sebagai bahasa visual, seni membantu pertumbuhan mental dan seni sebagai media bermain.
Yang saya garis bawahi adalah poin kedua, yaitu seni membantu pertumbuhan mental. Dalam buku disebutkan pada usia 7-8 tahun (antara kelas 1-2 SD) merupakan usia perkembangan penalaran anak, pemikiran dan perasaan anak mulai berkembang memisah dan tidak selaras. Ini ditunjukkan dengan pola-pola gambar yang dihasilkan anak. Tipe anak yang kuat penalarannya cenderung lebih dominan nuansa garis serta objek yang lebih realistis daripada anak bertipe perasaan. Anak yang kuat perasaannya menunjukkan kuat blok-blok warna dan pemberian tekanan hanya pada salah satu figur. Pada buku juga disebutkan bahwa belajar seni dibutuhkan anak dalam menanggapi lingkungan dan dapat dituangkan dalam bentuk seni rupa.
Dengan belajar seni rupa, anak mampu memvisualisasikan apa yang ditangkap oleh mata yang kemudian diolah di otak kemudian di tuangkan oleh tangan kembali dalam bentuk rupa yang secara langsung membuat otak kiri (rasional) dan kanan (emosional) bekerja bersama. Anak yang mempunyai kecerdasan emosional lebih terampil dan tanpa takut mengembangkan dalam rutinitas sehari-hari.
Pada usia pertumbuhan tak selaras (antara otak kanan/perasaan dan otak kiri/penalaran) tersebut arah perkembangan mentalnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama keluarga dan sekolah.
Untuk orang tua ajaklah selalu putra-putri Anda berkesenian. Tak hanya seni rupa, tetapi seni yang lain pula tak kalah bagus. Ajarkan mereka menuangkan perasaan melalui seni. Di samping hubungan orang tua dengan anak semakin dekat, diharapkan tak ada lagi anak yang bingung cari jalan keluar dari masalah. Tak perlu lagi kita mendengar berita anak SD bunuh diri karena takut nilai yang hanya angka-angka itu jelek yang berakibat dimarahi orang tua yang menginginkan anak mempunyai nilai tinggi di sekolah.

Tidak ada komentar: